Kita semua tahu bagaimana Islam mengajarkan paradigma holistis dalam memandang kehidupan ini. Baik secara global ataupun terperinci. Sebagaimana Islam berbicara tentang teknologi yang sekarang banyak distereotipkan bahwa teknologi itu adalah milik dan pasti dari barat. Hal demikian menimbulkan paradigma berpikir, bahwa Islam adalah agama terbelakang.
Tidakkah kita sadari bahwa sirkulasi yang dimulai dari laut kemudian diserap oleh awan yang berakhir dengan hujan itu bukankah teknologi? Apakah kita sudah lupa bagaimana bumi, matahari, bulan dan planet-planet lain berputar secara beraturan tanpa bertabrakan satu sama lain? Kita bisa lihat, ternyata itu semua terekam dalam al-Quran di beberapa tempat yang berbeda.
Ayat pertama kali turun kepada Nabi Muhammad berbunyi "…Bacalah…". Lafal ini bermakna luas, tidak saja membaca apa yang diturunkan berupa wahyu, tetapi juga segala yang terjadi di alam juga merupakan objek bacaan kita (Qur'an al-kauniy). Sebab di sana terdapat bukti kekuasaan Allah SWT. Yang tidak terbatas dan tidak tertandingi. Juga banyak dalam kitab ini, ayat-ayat yang ditutup dengan lafal afalâ ta'qilûn atau afalâ tatadabbarûn dan lain sebagainya yang semakna. Walaupun redaksinya beragam, tapi memiliki satu makna yang begitu ditekankan bagi kita selaku umat Islam untuk mempelajari apa yang dianugrahkan oleh Allah kepada kita semua.
Mana mungkin sebuah agama menjadi faktor penghambat bagi kemajuan sebuah umat. Agama kita selalu berjalan akur dengan ilmu pengetahuan. Semuanya available, seakan semuanya sudah dihadiahkan Allah SWT khusus untuk akal manusia. Lalu mengapa kita jauh tertinggal dari Barat dalam bidang ilmu pengetahuan? Apakah itu semua cukup menjustifikasi kealpaan kita? Tidak juga. Karena kita pernah punya segudang ulama hebat seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd yang karyanya menjadi buku wajib di Eropa. Ada lagi al-Bairuni yang mengemukakan teori Heliosentris jauh sebelum Copernicus dan Galileo. Dan masih banyak lagi.
Kita ini sedang mundur dan Barat sedang maju. Salah satu dari sebab kemunduran ini, karena kita tidak menghargai pengetahuan para intelektual terdahulu dan sekarang. Sebagaimana tercampaknya Prof. B.J Habibi di tanah air. Apakah kita saat ini, di Mesir, di Indonesia, dan di seluruh wilayah Islam, sudah mengambil manfaat, mempelajari dan menempatkan mereka pada tempat yang sepantasnya? Tentu jawabannya belum. Akan tetapi, di Eropa sana, mereka setiap tahunnya selalu mengadakan acara yang didedikasikan kepada para ilmuan Muslim.
Sedangkan banyak dari kita yang bersetatus mahasiswa sudah tidak tertarik lagi dengan Ilmu. Layaknya orang yang tertarik akan sesuatu, dia akan mencari, mengajar, bahkan rela mengorbankan apa saja demi mendapatkan sesuatu itu. Sementara kita, jauh dari itu. Kita lebih tertarik dengan ini dan itu yang sifatnya kurang dari ukuran penting.
Mau tidak mau, kenyataan ini mengharuskan kita untuk mengasah lagi ketertarikan kita akan Ilmu. Berikan 1 jam, 2 jam dari 24 jam waktu kita untuk membaca. Luangkan 1 hari, 2 hari dari sekian banyak hari kita untuk menjelajahi toko buku. Bicarakan dengan teman kita "how to think". Maka akan kita dapati diri kita seperti semut kecil dalam sekantung permen coklat bernama ilmu pengetahuan, begitu mewah dan kaya.
Kita tidak akan pernah bisa merubah arah mata angin, tapi kita dapat merubah posisi sayap.
22 komentar:
kayanya dapat pertama.setuju wis perkembangan harus dapat membuat islam semakin maju terdepan. wah verivikasi katanya mbok di hapus aja biar kita cepat nguber setoran
Benar mas... saya setuju dengan pendapat mas: Sedangkan banyak dari kita yang bersetatus mahasiswa sudah tidak tertarik lagi dengan Ilmu. Layaknya orang yang tertarik akan sesuatu, dia akan mencari, mengajar, bahkan rela mengorbankan apa saja demi mendapatkan sesuatu itu. Sementara kita, jauh dari itu. Kita lebih tertarik dengan ini dan itu yang sifatnya kurang dari ukuran penting.
Itulah sebabnya kenapa kita dicap sebagai negara konsumtif... bukan produktif
Kalo saja ditilik kembali, banyak lho dari anak2 bangsa kita yang tertarik akan ilmu, dan banyak juga yang jenius....tapi karena ilmu di Indonesia tidak dihargai oleh pihak2 atas yang pada egois....jadinya mereka gak bisa mengenyam pendidikan secara baik2 dan pendidikan hanya dirasakan oleh orang2 kaya saja....
disamping itu, badan2 yang berwenang juga lebih mengutamakan "Uang" daripada "otak"....
Jadi, yang ada skrg..mahasiswa gak tertarik dengan ilmu, lebih baik nyontek daripada pusing berfikir *apalgi dg canggihnya teknologi dan makin maraknya Internet* dan walhasil..hanya Gengsi yang didahulukan...dan lebih membanggakan produk luar negri...yang anehnya justru orang2 kita yang menciptakan disana...ironis sekali...
temanku namanya Wahyu lho.hi..hi..*gak nyambung dah gw*
Thanks ya Dien utk tambahan ilmunya..
idem aza dech, btw lagi suka nulis nich??he3x :)
benar....saya setuju, dengan membaca kita akan mengetahui semuannya, karena membaca dapat membuka jendela dunia, dan anehnya kita malah sering memperdebatkan ketidak samaan dalam islam dari pada melihat persamaannya, dan akhirul kata....lam kenal nih kang
hmmm...sering membaca memang sgt memberikan banyak manfaat walau itu hanya sebuah majalah tanpa sadar kita bisa mengetahui perkembangan ttg dunia luar jg kehidupan sekitar kita..!! buku..mngkin dia guru berharga bagiku saat ini..!!
islampun menganjurkan kita tuk terus belajar tanpa mengenal usia..itu juga termasuk ibadah iya kan?? iman tanpa ilmu BUTA,ilmu tanpa iman LUMPUH..
malas belajar adalah penyakit kronis yang harus diberantas, kebodohan lebih dekat kepada kesesatan, nice posting mas..:)
banyak baca kono katanya juga bisa memperlambat penurunan daya pikir atu inget *kepikunan*, jadi kalo gak mau tejangkit penyakit pikun, jangan pd males baca yah hehehe:D
wah tambah mantap aja nih ilmunya... jadi nambah ilmuku nih :)
ayo....kita hidupkan kembali sikap gemar membaca, karena banyak yang membaca hanya untuk mencari informasi yang dibutuhkan tetapi bukan membaca untuk memperluas dan menambah ilmu....
siip lahhh...baca terus...biar ilmu bertambah
kalimat terakhir penutupnya benar2 mantap
ya dengan membaca dapat membuka jendela informasi dunia, ayo budayakan kembali membaca.
islam juga mengajarkan itu, iqra' yang artinya membaca.
AYO MEMBACA!!!!!!!!!!
--cuma itu pesen dari tante--
Assalamualaikum,
Yup bacalah stiap hari dengan sesuatu yg bermanfaat^_^ (yg bermanfaat loh jgn yg gak bermanfaat hehehehe:D)
Lets Go To READ... wow u are so critical that's my favorite friend. I agree with u. emang sih sekarang islam lg terpuruk tp nanti islam akan kembali bangkit menuju kejayaan. yup hanya al'quran kitab suci yg membahas seisi kehidupan dunia dan akhirat and kitab suci yg lain kan enggak ada. tukeran link dunk mas dien.
weeh kayaknya besok aku juga mo nulis tentang penemuan islam deh..ada beberapa baba yng mungin bisa menunjukkan Islam ga Mundur..sorry @knowvie...w ga setuju dengan pendapat anda..Islam sedang terpuruk karena pandangan steorotip aja..kalo anda baca www.harunyahya .com..Islam berkembang dengan sangat luar biasa
@ miftah : islam zaman dulu (zaman kekhalifahan) memang berjaya, alasan gw bilang islam skrg ini lg terpuruk, liat aja saudara2 kta yg berada d palestina dan irak, kta sebagai sesama muslim gak bsa berbuat banyak tuk menolong mrk, trus banyak org islam masuk agama lain and banyak juga orang islam tapi ktp nya doank..belum lg islam yg bercampur kejawen2 adat daerah + lagi sesama islam tp bertengkar.
dq pernah mbaca poster yg memotivasi kita untuk belajar, dimana Tantowi Yahya sang Presenter kenamaan negeri ini berujar : IBUKU, PERPUSTAKAAN PERTAMAKU! B'arti kita sudah harus belajar dari mulai di dalam janin sampe akhir hayat.
Posting Komentar