Di halte sana, kulihat kamu tampak menunggu. Sesekali kepalamu menengok dan menonggak, matamu mencari-cari. Malam itu kamu tampak anggun. Mengenakan baju berwarna merah jambu dibalut sweeter abu-abu. Aku tak memperhatikan warna meksimu, tetapi kulihat kamu mengenakan kerudung bermotif merah jampu juga. Mungkin ini cara perempuan berdandan, selalu berusaha mencocokkan warna kerudung dengan warna baju. Aku lalu menghampirimu, dari arah belakang. Dan kamu belum juga tahu jika aku sudah berada di dekatmu. Lalu kuambil ponsel dari saku jaketku. Kupijit nomor digit ponselmu.
"Hallo." suaramu terdengar dari ujung ponselku.
"Shofi, Aku." sahutku.
"Oh, kamu sudah sampai di mana sekarang? Aku menunggumu sejak empat menit lalu."
"Shofi maaf banget, sepertinya aku tak jadi menjemputmu."
"Kenapa?"
"Aku mendapat telfon mendadak. Aku harus mengantar tetanggaku ke bandara. Dia akan pulang jam setengah sebelas ini."
Kamu mendengus. Mungkin kesal bercampur kecewa.
"Ya udah, aku pulang sendirian kalau begitu."
Ponsel kututup sebelum aku menjawab pembicaraanmu. Dari belakang, kulihat air mukamu mengekspresikan kebingungan. Segera kuhampiri kamu. Hingga jarakku di belakangmu hanya beberapa senti saja. Tapi kamu belum juga sadar jika aku berdiri di belakangmu.
"Hei." Kataku, bermaksud mengagetkanmu.
Kamu pun menoleh. Lalu terperanjat. Lalu tertawa sumringah sambil tangan kecilmu memukul-mukul manja ke arahku. Aku pun tertawa. Puas berhasil ngerjain kamu.
"Kamu jahat. Kamu jahat. Dasar jahat." Katamu berulang-ulang.
*****
Kita saling kenal sejak setahun lepas. Sebuah perkenalan yang sama sekali tak sengaja dan tak terduga. Bermula dari sebuah novel. Saat itu, dalam sebuah acara ekstra yang kerap diadakan mahasiswa Indo-Kairo, aku melihatmu membawa novel berjudul 'Cantik itu Luka' di tanganmu. Novel itu sebenarnya sudah lama kucari-cari di perpustakaan mahasiswa Indo-Kairo, namun aku tak mendapatkannya sebab tak teraftar dalam buku-buku perpustakaan. Aku pun menitip untuk membelinya lewat beberapa kawan yang pulang ke Indo. Namun tak seorang kawan pun yang membawakan titipanku itu.
Aku sendiri tertarik dengan novel yang dijuluki novel kanon karangan penulis muda Eka Kurniawan itu sebab aku banyak membaca beberapa resensinya di media-media yang kerap aku bwrosing di internet. Bukan saja judulnya yang provokatif yang menjadi pepatah masyarakat Ingris itu, the beautiful is hearth, tetapi juga komposisi novel yang sarat dengan surealitas dengan mengambil setting zaman penjajahan Jepang di Indonesia dulu. Aku sungguh penasaran ingin melahapnya. Ealah, malah pada saat yang tak disangka-sangka kulihat novel itu berada dalam genggaman seorang gadis yang setelah berkenalan mempunyai nama Shofi. Ya, kamu.
Novel itu pun berpindah tangan sebab kupinjam. Selepas itu kita kerap semakin intens berkomunikasi. Dan saking intensnya, sekuntum bunga rindu tiba-tiba mekar. Dan begitulah alam mengajarkan anak manusia, bahwa cinta kerap mengalir sebab komunikasi yang terus menerus. Sebab dari komunikasi itu kita kerap bertukar fikiran, saling mengeluh, saling memberi, saling melengkapi, saling membutuhkan sampai akhirnya kita banyak menemukan kesamaan dan kecocokan.
Satu kesan yang begitu kuat melekat di ruang terdalam hatiku, bahwa kamu begitu polos dan unik. Serupa tanpa beban, kamu pun menceritakan masalah-masalah kamu, menceritakan perihal keluargamu yang sangat cemara, menceritakan pengalaman masa kecil dan sekolah dulu sampai menceritakan perihal calon suamimu yang tahun ini merampungkan Lisanis-nya di Jordan, dan berencana melanjutkan program Master di Universitas Cairo. Kamu sendiri rencananya akan pulang saat liburan musim panas tahun ini. Dan nantinya, kamu dan dia berangkat bareng ke sini. Sesudah menikah di Indo terlebih dahulu tentunya.
Banyak kesan yang kudapatkan dari cerita-ceritamu yang jujur dan lugu. Hingga katamu, aku adalah satu-satunya laki-laki yang paling tahu tentang dirimu, melebihi calon suamimu.
Tidak seperti halnya kamu, aku lebih memilih menutup kisah-kisahku, membungkusnya dengan kertas koran agar terkesan intelek, dan dipoles oleh kertas kado agar terkesan menawan, lalu menyimpannya dalam laci dan menguncinya rapat-rapat, agar sejarahku adalah harapan masa depan, bukan luka kelu masa lalu. Dan tak seorang pun mengetahuinya. Sekali pun kamu, perempuan yang paling mengerti dengan keluhan-keluhanku.
Di mataku, kamu adalah perempuan yang tak penuh ambisi dalam hidup ini. Tidak ingin menjadi A atau Z, tidak banyak neko-neko, dan menjalani hidup dengan kebaikan dan senyuman. Katamu, hidup sudah ada yang mengatur. Kehidupan ini seperti kereta adanya, kita tinggal mengikutinya saja berjalan, menumpanginya hingga sampai stasiun tujuan terakhir, yaitu kematian. Sebuah filosofi yang sangat bertolak belakang dengan pandangan hidupku. Sebab menurut kamus batinku, hidup adalah peperangan, hanya yang menang berperanglah yang bisa lebih banyak mereguk cawan kenikmatan hidup. Aku sudah lelah dengan ketak adilan sejarah. Bagiku, hanya ada satu kata dalam hidup; kutarung waktu, kutarung takdirku.
Tetapi kamu merubah segalanya. Ya, dengan kepolosanmu, dengan keluguanmu, dengan kelembutanmu; dengan filosofi hidupmu yang sederhana itu. Cerita-ceritamu banyak mengajariku tentang arti sebuah senyum, arti sebuah keinginan dan ambisi yang sesungguhnya adalah sumber penderitaan manusia. Aku sendiri hanya bisa menjawabnya dengan entah, ketika aku merasakan ketenteraman batin saat berkomunikasi dengamu, saat aku berada di sandingmu.
Hingga sampai pada saatnya, aku pun memberanikan diri menyatakan cinta kepadamu. Tapi kamu menjawabnya dengan tangisan.
"Aku juga menyayangimu, Namun bukan aku tak mencintaimu, tetapi kamu telat mendapatkan cintaku. Bagiku cukup kepada satu orang untuk memberikan cintaku," katamu terisak waktu itu.
Tapi anehnya, kamu juga takut jika aku melepaskanmu. Ah, kamu memang sosok perempuan aneh.
The End... Sorry bro, cerpennya hanya hayalan belaka. Hehehe....
11 komentar:
ah masa'sih cm fiktif? masa'si cuma khayalan? beneran kali yah, pengalaman pribadi gitu hehehe;p jadi namanya shofi yah;p *tetep maksa.com*
Hahaha... maksa.com
wah ini lebih tepat curhatnya si mas nich, kayak pengalaman harian mas, harusnya judulnya dayre tuch :)
Cinta tak pernah salah....
Good, ceritanya bagus...
insten==> maksudnya intens ya?
kayaknya ini setengah nyata setengah hayalan...:)
ehem... ehem... kayaknya memoar nih... bukan khayalan...
wah..wah cerita di awal2 paragraf real bangt buatku(cb dehh baca blogku)
klo judul..hmm apa yahh(sok mikir)
"hanya dirimu"
itu aja
kirain beneran ternyata cuma cerita ya....tp keren bisa bikin pembaca nya hanyut dalam alur cerita
Wachh jd terharu baca kisahnya, romantis bgt..!! trisno jalaran soko kulino..klo emang kenyataannya kyak gitu gk ush blg khayalan dek..hheee
klo ngomong soal cinta gk prnah ada habisnya..cinta dtgnya gk pernah diduga..cinta adlh anugrah siapapun berhak mndapatknnya..tp klo masih dlm tahap pacaran menurutku..CINTA itu diibaratkan musim rambutan..yg klo udh datang musimnya gk bisa ditolak..tp klo musim udh selesai ntar pasti habis dgn sendirinya..!! makanya mending gk usah pacaran biar gk ada cinta musiman..klo memang dlm tahap perkenalan udh cocok...ya langsung aja tancap gas menuju kepelaminan..hihiihii
buat pengarang yg pernah jatuh CINTA:
KETIKA PANAS TERASA SEJUK,TAK ADA RASA UTK MENGELU,BERTERIMA KASIH PADA ALAM ITULAH TANDA CINTAMU PD SANG PENCIPTA...
KETIKA KECEWA MENJADI PENGHARAPAN,PENUH ARTI YG TAK TERLUKISKAN,BERJUTA PERASAAN SATU TUJUAN ,ITULAH TANDA CINTAMU PD SANG KEKASIH...
KETIKA IMAN DITONJOLKAN DAN PERBEDAAN MNJADI KEBUTUHAN,SGALA KEKURANGAN DIANGGAP PENGALAMAN,ITULAH TANDA DIRIMU MENGENAL CINTA...(jth cinta mengasyyikkan ya dek..???)
bagus juga cerpennya..kapan nih bikin buku hehehehe..
Posting Komentar